Rabu, 23 Juli 2014

PRAKTIK PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

bahasa jawwa
Ibu Wiwik sedang mengarahkan siswa dalam praktik
percakapan bahasa Jawa

“Sekarang setiap hari Jumat, kami praktik percakapan dengan menggunakan Bahasa Jawa !” kata Nela, siswa kelas 6, SDN Grebegan. Nela dan teman-temannya belajar mempraktikkan materi Bahasa Jawa di dalam kelas setiap hari Jumat.

Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, memang secara khusus Bu Wiwik menggunakan jam pelajaran di hari Jumat sebagai jam praktik percakapan Bahasa Jawa. Di kelas, Bu Wiwik mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan praktik percakapan Bahasa Jawa. Praktik percakapan dilakukan sesuai dengan  materi pelajaran Bahasa Jawa kelas 6. Setelah kelompok terbentuk dan siswa duduk berkelompok dengan teman satu kelompoknya, bu Wiwik memberikan arahan ke siswa tentang materi yang digunakan untuk percakapan mereka.

Disini, materi yang digunakan disesuaikan dengan percakapan, contohnya materi tentang Bahasa Ngoko dan Krama. Sebelum praktik, siswa sudah mendapatkan penjelasan materi dari guru tentang bagaimana Ngoko itu dan Krama sehingga siswa dengan buku dan catatannya sudah memiliki dasar beberapa kalimat yang mencerminkan 2 tipe bahasa itu. Bu Wiwik kemudian memberikan tema sehingga siswa dapat memilih beberapa kalimat yang sesuai dengan tema tersebut. Selain itu, siswa juga dapat memilih bahasa mana yang sesuai dengan tema tersebut, apakah Ngoko atau Krama.
Ahmad, salah satu siswa dalam praktek percakapan dengan tema bermain bersama teman mengatakan “Ayo, dolanan ing lapangan!” ke teman satu kelompoknya. Contoh percakapan itu menunjukkan penggunaan bahasa Ngoko terhadap teman sebaya. Namun berbeda dengan Ahmad, Rista yang sedang mempraktikkan bahasa Krama dengan tema berpamitan hendak berangkat sekolah berkata “Bu, kula badhe bidhal sekolah !”.  

Siswa sedang mengikuti pembelajaran bahasa Jawa
Kegiatan praktik percakapan ini merupakan hal yang dapat membantu pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan sehingga bahasa tidak hanya dipelajari saja, namun juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan begitu, ilmu yang didapat dapat bertahan di dalam diri siswa karena menjadi bagian dari kegiatan sehari-harinya. Ini merupakan salah satu tindakan untuk melestarikan Bahasa Daerah yang merupakan salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia.
 

1 komentar: