Ibu Wiwik sedang mengarahkan siswa dalam praktik percakapan bahasa Jawa |
“Sekarang setiap hari Jumat, kami praktik percakapan dengan menggunakan
Bahasa Jawa !” kata Nela, siswa kelas 6, SDN Grebegan. Nela dan teman-temannya
belajar mempraktikkan materi Bahasa Jawa di dalam kelas setiap hari Jumat.
Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, memang secara khusus Bu Wiwik menggunakan
jam pelajaran di hari Jumat sebagai jam praktik percakapan Bahasa Jawa. Di
kelas, Bu Wiwik mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan
praktik percakapan Bahasa Jawa. Praktik percakapan dilakukan sesuai dengan materi pelajaran Bahasa Jawa kelas 6. Setelah
kelompok terbentuk dan siswa duduk berkelompok dengan teman satu kelompoknya,
bu Wiwik memberikan arahan ke siswa tentang materi yang digunakan untuk
percakapan mereka.
Disini, materi yang digunakan disesuaikan dengan percakapan, contohnya
materi tentang Bahasa Ngoko dan Krama. Sebelum praktik, siswa sudah mendapatkan
penjelasan materi dari guru tentang bagaimana Ngoko itu dan Krama sehingga
siswa dengan buku dan catatannya sudah memiliki dasar beberapa kalimat yang
mencerminkan 2 tipe bahasa itu. Bu Wiwik kemudian memberikan tema sehingga
siswa dapat memilih beberapa kalimat yang sesuai dengan tema tersebut. Selain
itu, siswa juga dapat memilih bahasa mana yang sesuai dengan tema tersebut,
apakah Ngoko atau Krama.
Ahmad, salah satu siswa dalam praktek percakapan
dengan tema bermain bersama teman mengatakan “Ayo, dolanan ing lapangan!” ke
teman satu kelompoknya. Contoh percakapan itu menunjukkan penggunaan bahasa
Ngoko terhadap teman sebaya. Namun berbeda dengan Ahmad, Rista yang sedang
mempraktikkan bahasa Krama dengan tema berpamitan hendak berangkat sekolah
berkata “Bu, kula badhe bidhal sekolah !”.
Siswa sedang mengikuti pembelajaran bahasa Jawa |
Kegiatan praktik percakapan ini merupakan hal yang dapat membantu pemahaman
siswa tentang materi yang diajarkan sehingga bahasa tidak hanya dipelajari
saja, namun juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan begitu,
ilmu yang didapat dapat bertahan di dalam diri siswa karena menjadi bagian dari
kegiatan sehari-harinya. Ini merupakan salah satu tindakan untuk melestarikan
Bahasa Daerah yang merupakan salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia.